Blogtokohpedia – Biografi Singkat Abraham Lincoln; Pada tanggal 20 Januari tahun 2009 adalah hari yang paling bersejarah bagi negara Amerika Serikat.
Mengapa? Karena hari itu adalah hari dimana Barack Obama dilantik menjadi Presiden berkulit hitam yang pertama di sepanjang sejarah negara Amerika Serikat.
Sekitar 1,8 juta orang yang ikut menyaksikan pelantikan Obama. Obama meletakkan tangannya di atas sebuah Alkitab dan mengucap sumpah jabatan untuk mengabdi pada Amerika Serikat.
Janji itu semakin terasa spesial bagi Obama karena ia bersumpah di atas sebuah Alkitab yang dulunya pernah digunakan oleh idolanya, Abraham Lincoln, saat pelantikannya menjadi seorang presiden ke-16 Amerika Serikat, 148 tahun sebelumnya.
Lincoln adalah seorang tokoh panutan Obama. Foto Lincoln bahkan tersemat dikantornya di Gedung Putih. “Tanpa Lincoln, saya mungkin tidak akan pernah bisa duduk di sini.” ucap Obama, sambil memandang potret Lincoln.
Lalu, apa sih yang membuat Obama begitu mengagumi Lincoln? Mari kita bahas.
Biografi Singkat: Masa Awal Kehidupan Abraham Lincoln
Abraham Lincoln lahir pada tanggal 12 Februari 1809 di dalam sebuah gubuk di negara Kentucky, salah satu negara bagian Amerika Serikat. Pada waktu itu negara Kentucky masih menerapkan perbudakan.
Lincoln tumbuh di dalam suatu keluarga yang religius dan menentang perbudakan. Sekitar tahun 1816, ia dan keluarganya pindah ke Indiana, negara yang sudah terbebas dari perbudakan.
Pindahnya keluarga Lincoln atas dasar sengketa tanah yang terjadi di Kentucky, dan juga bertujuan untuk menghindari perbudakan yang terjadi di sana.
Orang tuanya miskin dan tidak berpendidikan, Lincoln sendiri bersekolah dan mengenyam pendidikan hanya sekitar setahun lamanya. Tetapi dalam waktu yang singkat tersebut ia sudah bisa menulis, membaca dan berhitung.
Biografi Singkat: Masa Remaja Abraham Lincoln
Selama 15 tahun tinggal di Indiana, keluarga Linclon akhirnya pindah ke selatan Illinois. Mulai dari sinilah Lincoln mulai mengamati perilaku perbudakan yang terjadi di sekitarnya.
Bermula ketika Lincoln bergabung dalam Partai Whig. Partai ini sangat kritis tentang masalah perbudakan yang terjadi di Amerika.
Karena ia tumbuh di dalam keluarga yang menentang keras tentang sistem perbudakan, membuat Lincoln merasa memiliki visi yang sama dengan Partai Whig tersebut.
Lincoln lalu maju ke dalam pemilihan legislatif untuk wilayah Illinois, dan memenangkan pemilihan itu di tahun 1834. Ia lalu memiliki visi yang besar untuk menentang berbagai perbudakan di berbagai wilayah.
Ia lalu secara otodidak belajar tentang hukum dan lulus ujian pengacara di tahun 1836. Setelah itu ia kemudian menetap ke Springfield, ibukota Illinois.
Di tanggal 7 November 1837, salah seorang pendukung penghapusan perbudakan (abolisionis) yang bernama Elijah Lovejoy kehilangan nyawa karena diserang oleh kelompok pro perbudakan.
Karirnya Menjadi Seorang Politisi
Hal ini lah yang membuat Lincoln memberikan pidato pertama kalinya sebagai politisi dan seorang yang ahli hukum.
Di dalam pidatonya, ‘The Perpetuation of Our Political Institutions‘ di Young Men’s Lyceum, Illinois. Ia membahas tentang kekerasan kelompok di negara Amerika.
Ia di sana menyarankan agar warga dapat menaati hukum yang berlaku. Jika kekerasan dalam suatu kelompok semakin dibiarkan, suatu saat negara Amerika pasti akan dipimpin oleh seorang diktator.
Ketika Lincoln sedang dalam perjalan pulang dari Kentucky, September 1841, ia berpapasan dengan 12 orang budak yang sedang dirantai dan akan dijual oleh pemilik mereka.
Namun, para budak itu masih dapat bercanda dan bernyanyi satu sama dengan yang lainnya. Hal itu membuat ia merasa sedih sekaligus takjub dengan sikap para budak tersebut.
Menumpas Sistem Perbudakan di Amerika
Di tahun 1854, Kongres mengesahkan Undang-Undang Nebraska-Kansas. Isinya adalah tentang sistem perbudakan yang ada di berbagai negara tersebut diperbolehkan atau tidak adalah keputusan dari negara itu sendiri.
Pengesahan atas Undang-Undang tersebut memicu protes keras di Illinois dan Kansas, karena jika hal itu dibiarkan bisa memperluas sistem perbudakan yang ada di Amerika.
Hal itu mengusik sisi moral dari Lincoln dan membuatnya pergi ke Peoria. Di depan publik ia menentang UU tersebut dan menganggap Kongres telah melanggar prinsip dasar dari Deklarasa Kemerdekaan Amerika: ‘Semua manusia diciptakan sama‘.
Lincol lalu menyalonkan diri menjadi Senator saat bergabung dengan Partai Republik, ia juga menjadi perwakilan didalam Konvensi Negara Bagian Republik tanggal 16 Juni 1858.
Di dalam pertemuan itulah Lincoln memberikan pidatonya yang fenomenal ‘House Divided’, yang mendorong untuk dilakukannya penghapusan sistem perbudakan yang ada di Amerika.
‘A house divided against itself cannot stand. I believe this government cannot endure, permanently half slave and half free. I do not expect the Union to be dissolved – I do not expect the house to fall – but I do expect it will cease to be divided. It will become all one thing, or all the other.’
– Abraham Lincoln.
‘Sebuah rumah yang terbagi melawan dirinya sendiri, tidak dapat berdiri. Saya percaya, pemerintah ini tidak dapat bertahan secara permanen, setengah budak dan setengah merdeka. Saya tidak berharap Persatuan dibubarkan. Saya tidak berharap rumah itu runtuh, tapi saya berharap itu akan berhenti dibagi. Itu semua akan menjadi satu hal, atau hal lain yang satunya.’
– Abraham Lincoln.
Debat Panas Antara Lincoln vs Douglas
Tibalah saat pemilihan senat. Dari Partai Republik yang diwakili oleh Lincoln, dengan Partai Demokrat yang diwakili oleh Stephen Douglas, penggagas UU Nebraska-Kansas.
Kurang lebih 10.000 orang yang menjadi saksi debat antara Lincoln dengan Douglas. Di dalam debat tersebut, Lincoln mengulas Deklarasi Kemerdekaan, bahwa orang kulit putih tidak memiliki hak untuk memperbudak orang berkulit hitam.
Baca Juga: Biografi singkat dari Tchaikovsky
Selain itu Lincoln juga menuntut agar orang kulit dapat bertanggung jawab untuk membantu orang-orang berkulit hitam.
Meskipun kemampuan dari pidato dari Lincoln yang hebat dan pembawaannya tersebut penuh dengan semangat, ia saat itu kalah jadi senat.
Namun, penampilannya tersebut mengundang perhatian secara nasional dan membuat ia menjadi seorang presiden Amerika Serikat di tahun 1860. Ia banyak memenangkan suara dari negara-negara di bagian Utara yang memiliki visi yang sama dengannya.
Perang Saudara dan Proklamasi Emansipasi
Dengan kemenangan dari Lincoln sebagai seorang Presiden ke-16 Amerika Serikat membuat negara-negara bagian Selatan memisahkan diri dari Utara (Union).
Hal ini terjadi karena mereka menerapkan sistem perbudakan, sedangkan Lincoln adalah seorang yang anti akan sistem perbudakan itu.
Tujuh negara yang ada dibagian Selatan Amerika kemudian membuat Negara baru, yaitu Negara Konfederasi Amerika.
Baca Juga: Biografi singkat dari Bapak Pendiri Amerika Serikat, Benjamin Franklin
Setelah Lincoln melihat negaranya terpecah, ia mengirimkan armada kapal Union guna mengebom pelabuhan Charleston yang ada di Fort Sumter pada tanggal 12 April 1861.
Peristiwa inilah awal dari Perang Saudara yang terjadi di Amerika Serikat. Sebagai pemimpin Union, tujuannya menyerang Konfederasi adalah untuk mencegah adanya ekspansi sistem perbudakan yang terjadi di Amerika Selatan.
Lincoln mendeklarasikan Proklamasi Emansipasi tanggal 1 Januari 1863. Isi dari proklamasi tersebut adalah semua orang yang menjadi budak di berbagai negara pemberontak akan dibebaskan.
Awal Penghapusan Sistem Perbudakan
Meskipun tidak dapat sepenuhnya langsung mengakhiri sistem perbudakan yang ada di Amerika, Proklamasi Emansipasi ini adalah langkah awal penghapusan sistem perbudakan.
Proklamasi ini juga yang mengawali adanya Amandemen Ke-13, yang bertujuan untuk menghapus perbudakan yang ada di Amerika Serikat.
Sebanyak 200.000 tentara dan pelaut yang terdiri dari orang berkulit hitam bergabung dengan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Union.
Baca Juga: Biografi singkat dari Johannes Brahms
Para tentara gabungan antara kulit putih dan kulit hitam itu akhirnya berjuang bersama-sama untuk menyatukan kembali negara Amerika Serikat.
Di tahun yang sama pada bulan November, Lincoln memberikan pidato singkat di upacara peresmian pemakaman nasional di Gettysburg.
Di hadapan publik yang berisi sekitar 15.000 orang, ia memberikan 272 kata yang akan menjadi pidato yang paling terkenal dalam sejarah Amerika Serikat.
Dalam pidato Gettysburg Address Lincoln menegaskan bahwa dirinya selain akan mempersatukan AS, ia juga akan memperjuangkan kesetaraan dan penghapusan perbudakan.
Pidato itu juga yang membuat Lincoln dikenal sebagai Bapak Demokrasi. Demokrasi menurut pemahaman Lincoln juga diusung oleh negara kita tercinta: Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Biografi Singkat: Kematian Dari Abraham Lincoln
Pada November 1864, Abraham Lincoln kembali terpilih menjadi Presiden As. Pada periode barunya, setelah Perang Saudara berakhir ia fokus dalam membebaskan empat juta budak.
Amandemen Ke-13 telah berhasil di sah-kan pada tanggal 31 Januari 1865. Namun Amandemen tersebut belum sempat diratifikasikan, sampai Lincoln harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Pada malam hari tanggal 14 April 1865 , Lincoln pergi ke sebuah pertujukan di Ford’s Theatre. Saat itu ia ditemani oleh istrinya, perwira yang bernama Mayor Henry R. Rathbone dan tunangannya.
Baca Juga: Biografi singkat Johann Sebastian Bach
Saat sedang menonton pertunjukan, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menyelinap masuk ke tempat presiden AS itu berada. Lelaki itu lantas langsung menembak Presiden AS tersebut.
Lincoln yang terkena tembakan itu langsung jatuh tergeletak di tanah tak sadarkan diri. Rathbone yang ada disekitarnya langsung menyerang penembak tersebut. Sayangnya sang pembunuh langsung melompat dari balkon teater dan melarikan diri.
Seorang penonton yang kebetulan juga adalah seorang dokter, Dr. Charles Leale segera menghampiri tubuh Lincoln. Saat diperiksa, peluru yang ditembakkan ternyata masuk dari telinga kiri dan menembus hingga ke belakang mata kanan Lincoln.
Lincoln lantas langsung dibawa ke rumah kos yang ada diseberang teater. Lincoln tidak dapat diselamatkan, dan menigngal sembilan jam kemudian, pada tanggal 15 April 1865.
Pembunuh Lincoln akhirnya terbongkar, pria itu bernama John Wilkes Booth, simpatisan dari Konfederasi. Booth ditangkap dan ditembak saat sedang bersembunyi di gudang di wilayah Virginia.
Baca Juga: Biografi Singkat Sultan Hasanuddin
Pada tanggal yang sama dengan penangkapannya, 26 April 1865, Booth dinyatakan tewas. Sementara itu, empat orang komplotannya yang tertangkap dijatuhi hukuman gantung.
Namanya Terus Dikenang Dalam Sejarah Amerika Serikat
Perjuangan dari Abraham Lincoln untuk menghapus sistem perbudakan yang ada di Amerika Serikat memang tidak mudah, penuh dengan jatuh-bangun.
Meskipun Lincoln sudah tiada, cita-cita dan impiannya perlahan-lahan mulai terwujud. Dengan berakhirnya Perang Saudara, sistem perbudakan yang ada di seluruh negara bagian di Amerika Serikat akhirnya dihilangkan.
Amandemen ke-13 yang belum sempat diratifikasi oleh Lincoln, perlahan-lahan mulai diberlakukan pada seluruh negara yang ada di Amerika Serikat.
Pemerintahan Lincoln saat itu sedang ada dalam puncak transformasi sosial. Namun, dengan gaya kepemimpinannya yang tegas serta wawasannya yang luas, ia dapat mengatasinya.
Pada masa pemerintahannya tercatat telah berhasil menciptakan sejarah yang baru dan menjadikan Lincoln sebagai seorang presiden terbaik yang ada di dalam sejarah Amerika Serikat.
Siapakah Agnes Ann Luisa?