Biografi Herman Willem Daendels

Blogtokohpedia – Biografi Herman Willem Daendels; Siapa dia? Biasa disebut dengan nama Daendels adalah seorang politikus berkebangsaan Belanda.

Daendels adalah Gubernur Jenderal jaman Hindia-Belanda (nama yang diberikan Belanda sebelum menjadi Republik Indonesia) yang ke-36.

Daendels lahir di Hattem, Belanda pada tanggal 21 Oktober 1762. Ia sendiri memiliki darah campuran antara Belanda dan Prancis.

Biografi Herman Willem Daendels; Masa Kecil Daendels

Sekitar tahun 1780 – 1787, ia bergabung dengan para pemberontak di Belanda dan pada akhirnya melarikan diri ke Prancis. Ia sendiri mengalami pahitnya masa Revolusi Prancis, lalu ia bergabung dengan pasukan Republik Batavia.

Ia kemudian naik pangkat menjadi Jenderal, pada tahun 1795 ia kembali ke Belanda dan menjadi tentara Republik Batavia dengan pangkat Letnan-Jenderal.

Sebagai pemimpin Unitaris, ia turut serta dalam menyusun Undang-Undang Dasar Belanda yang pertama. Bahkan ia ikut turun tangan secara militer dua kali.

Akan tetapi serangan dari orang Inggris dan Rusia di Noord-Holland sangat berakibat buruk. Ia dianggap lambat bertindak lalu diserang dari berbagai sisi, yang mengakibatkan ia kecewa dan pada akhirnya mengundurkan diri dari tentara sekitar tahun 1800.

Biografi Herman Willem Daendels; Awal Mula Kedatangan

Di tahun 1806, Daendels dipanggil oleh Raja Louis (Raja Belanda) untuk kembali aktif di tentara. Lalu ia diberikan tugas untuk mempertahankan daerah Groningen dan Friesland dari serangan Prusia.

Setelah sukses dalam tugas tersebut, di tanggal 28 Januari 1807 atas usulan dari Kaisar Napoleon Bonaparte ia ditugaskan ke Hindia Belanda untuk menjadi Gubernur Jenderal.

Daendels akhirnya sampai di Batavia tanggal 5 Januari 1808 untuk menggantikan Gubernur Jenderal Albertus Wiese. Daendels lalu melanjutkan tugasnya untuk melindungi Pulau Jawa dari tentara Inggris yang datang menyerang.

Latar Belakang Kedatangan

Pengambil alihan dari kekuasaan VOC ke pemerintahan Belanda bersamaan dengan Revolusi Industri (1792-1802) yang menyertakan Rusia, Belanda, Inggris, Austria, dan Spanyol.

Prancis dapat menaklukkan kekuasaan Belanda pada tahun 1795, dan memaksa Raja William VI untuk mengasingkan diri ke Inggris untuk menyerahkan seluruh area jajahannya secara sementara kepada Prancis.

Akibat kejatuhan kekuasaan Belanda tersebut pada tahun 1806, membuat politik liberal Prancis menyebar secara luas di Brelanda dan terjadilah perubahan pada Peta politik.

Pengaruh dari perubahan peta politik tersebut akhirnya sampai ke Indonesia yang notabene adalah daerah jajahan Belanda pada waktu itu.

Baca Juga: G30S PKI? Apa itu?

Napoleon Bonaparte lalu mengangkat Daendels untuk menggantikan Albertus Wiese. Ia dikenal sebagai seorang revolusioner yang mendukung akan politik liberalisme.

Daendels sangat paham bahwa kekuatan Prancis-Belanda di Pulau Jawa tidak akan sanggup menahan serangan dari armada Inggris.

Maka Daendels pun dengan segera mengerjakan tugasnya. Ia memerintah di Indonesia dengan tegas dan banyak melakukan perubahan politik dengan cara yang radikal.

Sistem pemerintahan yang ada di Indonesia dirombak dari sistem tradisional menjadi sistem pemerintahan yang modern. Jalan raya dan benteng pertahanan banyak dibangun untuk militer dan perekonomian Belanda.

Pelaksaan hukum untuk pribumi berbeda dengan bangsa asing. Untuk penduduk pribumi dihukum secara adat, sedangkan untuk bangsa luar (Eropa, Arab, Cina, dan Indo-Cina dihukum sesuai dengan Undang-Undang Hindia Belanda).

Baca Juga: Mitos dan Fakta seputar kehamilan yang patut kalian ketahui

Masa Pemerintahan di Hindia Belanda

Karena letak posisi Inggris yang dekat dengan Belanda, Napoleon merasa Benda perlu dikuasai olehnya. Di tahun 1806, Republik Bataaf dibubarkan oleh Napoleon dan ia membentuk Koninkrijk Holland. Ia mengangkat dirinya menjadi Raja di Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda).

Pada waktu itu Indonesia masih dibawah ancaman Inggris yang sedang berkuasa di India. Sehingga Napoleon membutuhkan seseorang yang kuat dan mempunyai pengalaman dimililiter untuk mempertahankan kekuasaannya di Indonesia.

Lalu Napoleon mengangkat Daendels sebagai Gunbernur Jenderal untuk memerintah di Hindia Belanda pada tahun 1808-1811.

Tugas utama dari Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris. Sebagai penguasa yang ditunjuk langsung oleh Napoleon, Daendels harus memperkuat dan memperbaiki pertahanan serta ekonomi pemerintahan ditanah Jawa.

Baca Juga: Siapa Kartini? Mari kita ulas secara singkat

Kebijakan Pemerintahan

Daendels melakukan banyak perombakan dalam beberapa aspek. Terutama dibidang ketahanan-keamanan, dan sosial ekonomi di Pulau Jawa.

  1. Pertahanan dan Keamanan
    – Membangun berbagai benteng pertahanan yang baru,
    – Mendirikan pangkalan Angkatan Laut di Ujungkulon dan Anyer,
    – Memperbanyak jumlah tentara, dengan memanfaatkan masyarakat pribumi, karena saat datang ke Hindia belanda Daendels tidak membawa tentara. Pasukan yang diambil adalah orang-orang pribumi, dari jumlah 4.000 menjadi 18.000 orang.
    – Ia membuat jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, Banten) sampai ke Panarukan (ujung Jawa Timur) dengan panjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering disebut dengan Jalan Daendels.

    Pelaksanaan pembangunan dibidang keamanan dan pertahanan ini mengubat citra dari Daendels sendiri. Awalnya Daendels dikenal sebagai seorang pemuda yang demokratis men-jiwai panji revolusi Prancis dengan semboyannya : liberte, egalite, dan fraternite.

    Ia telah berubah menjadi seorang yang dikenal diktator, tidak sedikit rakyat Hindia-Belanda yang sakit dan banyak yang meninggal karena ia memaksa rakyatnya untuk kerja rodi.
  2. Pemerintahan
    Daendels dikenal telah melakukan banyak perubahan didalam bidang pemerintahan. Ia melakukan banyak campur tangan dan perubahan tata cara dan adat istiadat yang ada dalam kerajaan di Jawa.

    Daendels juga melakukan beberapa pembatasan agar dapat memperkuat posisinya di Nusantara:
    – Membatasi kekuasaan raja-raja di Nusantara
    – Membagi Pulau Jawa menjadi beberapa bagian (perfektur / perfectuur atau wilayah yang memiliki otoritas terbatas). Dan setiap perfektur dipimpin oleh seorang prefek. Setiap prefek bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Para bupati memiliki atasan seorang prefek.
    – Kedudukan bupati yang awalnya seorang penguasa tradisional berubah kedudukannya menjadi seorang pegawai pemerintahan (jaman kolonial) yang digaji. Meskipun demikian, para bupati tetap memiliki hak tertentu.
    – Kerajaan Cirebon dan Banten dihapuskan kuasanya dan daerah mereka dinyatakan sebagai wilayah milik pemerintahan Belanda.
  3. Peradilan
    Untuk memuluskan jalannya pemerintahan dan ketertiban didalam masyarakat, Daendels melakukan banyak perbaikan di bidang peradilan. Ia dengan tegas memberantas berbagai penyelewengan dengan beberapa peraturan:
    – Daendels membentuk 3 jenis hukum:
    1) Hukum khusus untuk orang Eropa
    2) Hukum untuk orang-orang yang berkebangsaan Timur Asing
    3) Peradilan untuk orang pribumi. Khusus untuk orang pribumi, kebijakannya dibentuk pada setiap perfektur, misalnya Batavia, Surabaya, dan Semarang.
    – Peraturan untuk memberantas korupsi tanpa ampun. Pemberantasan ini ditujukan kepada siapa saja, termasuk orang Eropa, Pribumi maupun Timur Asing.
  4. Sosial Ekonomi
    Daendels ditugasi untuk memperbaiki keadaan di Hindia Belanda, sekaligus untuk mencari dana untuk biaya berperang. Oleh sebab itu, Daendels memberlakukan berbagai tindakan yang menurutnya membawa keuntungan bagi pemerintahannya:
    – Ia memaksakan banyak perjanjian dengan para penguasa di daerah Yogyakarta dan Surakarta untuk melakukan penggabungan banyak daerah ke wilayah pemerintahan kolonial Belanda, contohnya wilayah Cirebon.
    – Ia meningkatkan pemasukan pendapatan dengan diadakannya pemungutan pajak.
    – Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya bisa laku dipasaran dunia.
    – Rakyat dipaksa untuk menyerahkan hasil pertaniannya secara wajib ke pemerintahan kolonial.
    – Penjualan tanah-tanah rakyat kepada pihak asing.

Biografi Herman Willem Daendels: Akhir Dari Kekuasaan Daendels

Ditahun 1811, Napoleon sebagai raja Belanda pada akhirnya menarik kembali Daendels dengan keputusan bahwa Daendels sudah bertugas secara optimal di Nusantara.

Penarikan ini disertai dengan naik pangkatnya menjadi panglima perang yang kemudian pada akhrinya ia dikirim ke perang di daerah Rusia.

Baca Juga: Biografi Singkat Sultan Hasanuddin

Pengganti dari Daendels adalah Jan Willem Janssens. Namun Janssens tidak dapat mempertahankan wilayah yang dikuasai Belanda hingga Inggris dapat menguasai dan merebut wilayah tersebut.

Beberapa Alasan yang Membuat Jatuhnya Pemerintahan Daendels

  1. Kesewenangan dan kekejaman Daendels menimbulkan rasa benci dari masyarakat pribumi dan orang Eropa.
  2. Sikapnya yang bersifat diktator kepada para penguasa di Banten, Cirebon dan Yogyakarta menyebabkan banyak perlawanan dan pertentangan.
  3. Penyelewengan dalam hal jual tanah ke pihak swasta dan manipulasi akan penjualan Istana Bogor.
  4. Kehancurannya dalam sistem administrasi di pemerintahan.

Akhir Dari Kisah Hidup Daendels

Setelah kembalinya Dendels ke Eropa, ia kembali bertugas sebagai tentara di Prancis. Dia juga ikut serta dengan Napoleon untuk berperang ke Rusia.

Namun naas, setelah Napolen kalah di Waterloo, dan Belanda merdeka kembali, ia menawarkan dirinya ke Raja Willem I. Akan tetapi, Raja ini kurang senang dengan Daendels.

Pada tahun 1815, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal di Pantai Emas Belanda, Ghana. Ia meninggal di Ghana pada 2 Mei 1818, Daendels meninggal karena penyakit malaria.

Siapakah Agnes Ann Luisa?