Blogtokohpedia – Biografi Singkat Presiden Soekarno; Siapa yang tidak kenal dengan Ir. Soekarno? Segenap rakyat Indonesia pasti kenal dengan beliau.
Beliau adalah presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai rakyat Indonesia dan cinta dengan sejarah, Anda harus kenal dengan biografi beliau.
Beliau merupakan sosok yang sampai sekarang tidak pernah lepas dari hati masyarakat Indonesia. Berkat perjuangan beliau, Indonesia bisa terlepas dari para penjajah dan merdeka.
Ir. Soekarno lebih dikenal dengan panggilan Bung Karno. Beliau lahir di Blitar pada tanggal 6 Juni 1901, dan diberi nama Koesno Sosrodiharjo.
Baca Juga: G30S PKI? Apa itu?
Perjalanan Hidup Bung Karno
Nama Soekarno diberikan kepada beliau karena sewaktu masih kecil sering sakit. Menurut primbon Jawa orang jaman dahulu, beliau disebut keberatan nama sehingga sering sakit.
Nama ayah beliau adalah Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ibu Ida Ayu Nyoman Rai. Bung Karno meninggal di umur 69 pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta.
Ketika masih kecil, beliau tinggal di daerah Tulungagung, Jawa Timur bersama kakeknya. Pada saat beliau berumur 14 tahun, beliau pindah ke Surabaya dan bersekolah di Hoogere Burger School (HBS).
Beliau mulai kenal dengan pemimpin serikat Islam pada saat beliau tinggal di Surabaya, dan pada saat itu dipimpin oleh Bapak Tjokroaminoto, teman ayahnya.
Pada saat itu pula beliau mulai bergabung dengan organisasi Pemuda Java atau Jong Java. Beliau tamat dari sekolah HBS pada tahun 1920, dan beliau melanjutkan sekolah di ITB yang dulu bernama Technische Hoge Schooll dan lulus pada tahun 1925.
Baca Juga: Mitos dan Fakta seputar kehamilan yang patut kalian ketahui
Beliau banyak mendirikan dan gabung dengan berbagai organisasi pemuda. Pada saat tinggal di Bandung, beliau mendirikan Algemene Studi Club (1926).
Dan tahun 1927 Ir. Soekarno merubah organisasi ini menjadi Partai Nasional Indonesia. Ketika beliau mendirikan PNI inilah, beliau ditangkap oleh Belanda pada tahun 1929 dan dibebaskan pada tahun 1931.
Beliau menghembuskan nafas terakhir dikarenakan menderita komplikasi. Beliau diketahui menderita penyakit batu ginjal, peradangan otak, jantung dan tekanan darah tinggi sejak lama.
Biografi Singkat Presiden Soekarno: Akhir Hidup Beliau Cukup Tragis
Semasa di penghujung waktunya dihabiskan dengan kesendirian di Wisma Yaso. Peristiwa G30S PKI menyebabkan beliau harus menjalani berbagai pemeriksaan.
Ditempat tersebut, beliau tidak memiliki teman bicara. Anak-anak beliau hanya diizinkan menjenguk dibatasi dengan waktu.
Pembicaraan dan tingkah laku setiap orang yang menjenguk diawasi dengan ketat. Dan disela waktu tersebut, beliau banyak menghabiskan waktu dengan membaca majalah dan surat kabar.
Baca Juga: Siapa Kartini? Mari kita ulas secara singkat
Kondisi beliau semakin melemah, dan digambarkan oleh istrinya yang terakhir menjenguknya pada Februari 1970, beliau sudah sulit untuk berdiri sendiri, sehingga untuk ke kamar mandi harus dipapah.
Meskipun kondisi beliau semakin memburuk, beliau tetap tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Dokter pribadi beliau sendiri mengeluh bahwa tim dokter spesialis sering enggan datang ke Bogor untuk memeriksa beliau.
Ada beberapa alasan yang menekan tim dokter, salah satunya adalah takut diintimidasi. Karena siapapun yang sering datang menjenguk beliau, pasti dicurigai dan di tanyai berbagai pertanyaan, seolah beliau memiliki penyakit yang menular.
Tak hanya itu, dokter pribadinya tersebut pernah meminta alat pencuci darah, tapi alat itu tak pernah kunjung tiba sampai beliau wafat.
Baca Juga: Biografi Singkat Sultan Hasanuddin
Untuk mengecek darah beliau, dokter tersebut hanya menggunakan laboratorium kecil milik Institut Pertanian Bogor, itupun dengan menyamarkan nama beliau.
Bertemu Dengan Bung Hatta
Kesaksian dari Putri Bung Hatta pada saat menjenguk beliau bersama ayahnya di RSPAD Gatot Soebroto, menyebut bahwa wajah beliau telah pucat dan pingsan.
Mengetahui hal tersebut, Bunga Hatta bersama rombongannya meninggalkan ruangan tersebut. Namun, beliau secara tiba-tiba siuman dan tangannya seperti menggapai-gapai dan menunjuk sesuatu di atas kepalanya.
Gerakan itu mengisyaratkan agar perawat untuk mengambilkan kacamatanya. Setelah memakainya, beliau melambaikan tangannya seakan meminta Bung Hatta untuk mendekat.
Baca Juga: Biografi Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara
Beliau mengucapkan kalimat yang sulit diartikan, karena menggunakan bahasa Belanda: “Hoe gaat het met jou? (apa kabar)” sambil menitikkan air mata.
Beliau terus memandangi kawannya, Hatta yang terus memijit lengannya. Tak ada yang bisa dilakukan Hatta sambil berpesan kepadanya “Ya sudahlah. Kuatkan hatimu, tawakkal saja pada Allah. Saya doakan agar lekas sembuh.”
Tak lama setelah itu, beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 21 Juni 1970 jam 07.00 WIB. Beliau dimakamkan di Blitar, tempat Ibunya dimakamkan.