Biografi Singkat Jenderal Sudirman

Blogtokohpedia – Biografi Singkat Jenderal Sudirman; Siapa yang tidak kenal dengan sosok Pahlawan Nasional Indonesia ini?

Tidak kenal siapa beliau? Yang warga Jakarta pasti tidak asing dengan sosok Jenderal Soedirman. Di kawasan Dukuh Atas, tepatnya di depan Gedung BNI, di Jalan Jenderal Sudirman berdiri patung beliau dengan tinggi keseluruhan 12 meter.

Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen senirupa ITB, Sunario.

Baca Juga: G30S PKI? Apa itu?

Kita kesampingkan sejenak soal patung, kita akan membahas biografi singkat dari Jenderal Sudirman kali ini.

Biografi Singkat Jenderal Sudirman Saat Masih Kecil

Beliau lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Purbalingga, di Dukuh Rembang, Jawa Tengah. Beliau lahir dari pasangan Karsid Kartowirodji dan Siyem.

Ayah beliau adalah seorang pekerja pabrik gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya adalah keturunan dari Wedana Rembang.

Wedana adalah wilayah administrasi yang letaknya berada dibawah kabupaten, diatas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia Belanda dan masih berlaku selama beberapa tahun setelah kemerdekaan Indonesia yang dipakai di beberapa provinsi (misalnya Jawa Barat dan Jawa Timur).

Baca Juga: Mitos dan Fakta seputar kehamilan yang patut kalian ketahui

Sudirman kecil dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo dan istrinya yang bernama Toeridowati, Sudirman menjalani pendidikan keguruan di HIK (Hollandsche Indische Kweekschool).

Beliau belajar selama setahun, hal ini dilakukan beliau setelah menamatkan pendidikanjnya di Wirotomo. Sudirman diangkat menjadi seorang Jenderal di usia 31 tahun.

Dinobatkan Sebagai Jenderal Termuda di Indonesia

Beliau merupakan orang termuda dan pertama di Indonesia yang menduduki jabatan Jenderal. Sejak kecil, beliau merupakan seorang anak yang pintar dan sangat aktif mengikuti berbagai organisasi.

Semenjak kecil dari jaman sekolahnya, jiwa kepemimpinan Sudirman sudah mulai terlihat. Keatifkan beliau pada pramuka hizbul watan menjadikan beliau seorang guru sekolah dasar Muhammadiyah di Cilacap dan berlanjut menjabat sebagai seorang Kepala Sekolah.

Beliau juga pernah masuk ke dalam militer PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor. PETA di didik oleh tentara Jepang saat itu. Setelah menyelesaikan pendidikannya di PETA, beliau menjabat Komandan Batalyon di Kroya (Jawa Tengah).

Baca Juga: Siapa Kartini? Mari kita ulas secara singkat

Beliau juga sempat menjadi seorang panglima di Banyumas, dan sempat juga menjadi seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat di sana.

Beliau terpikih menjadi panglima perang pada tanggal 12 November 1945. Beberapa perang yang sempat beliau pimpin adalah Perang melawan tentara Inggris di Ambarawa, dan menjadi pemimpin pasukannya di Yogyakarta dari serangan Belanda II.

Pahlawan RI ini wafat karena mengidap penyakit Tuberculosis, bahkan salah satu paru-parunya dinonaktifkan karena penyakit ini.

Beliau sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Atas saran dokter, Jenderal Sudirman menjalani proses operasi untuk menonaktifkan salah satu paru-parunya.

Meskipun hanya salah satu paru-parunya yang berfungsi, Jendral Sudirman tetap memaksakan diri untuk bergerilya melawan Belanda pada tahun 1948.

Baca Juga: Biografi Singkat Sultan Hasanuddin

Obat TBC yang bernama streptomycin pada saat itu masih baru ditemukan, sehingga pada masa itu obat ini sangatlah susah diperoleh, ditambah lagi Rupiah tidak bisa digunakan karena belum diakui oleh Belanda.

Akhirnya, Jenderal Sudirman berpulang pada 29 Januari 1950, beliau meninggal di usia yang terbilang cukup muda, 34 tahun.

Panglima besar ini kemudian dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.

Siapakah Agnes Ann Luisa?