Sultan Ageng Tirtayasa biografi

Blogtokohpedia – Biografi Sultan Ageng Tirtayasa; Siapakah Sultan Ageng Tirtayasa itu? Dan mengapa Pemerintahan Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional dari Banten?

Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai seorang yang gigih melawan para penjajah Belanda pada masanya. Perjuangan beliau di Kota Serang, Banten membuatnya diberikan gelar Pahlawan Nasional dari Banten.

Biografi; Siapakah Sultan Ageng Tirtayasa?

Apa nama asli dari Sultan Ageng Tirtayasa? Sejak kecil sudah memiliki banyak nama, nama kecilnya adalah Abdul Fatah atau Abu al-Fath Abdulfatah.

Ia diketahui lahir di kota Banten sekitar tahun 1631. Ayahnya memiliki nama Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad, seorang sultan Banten, dan ibunya memiliki nama Ratu Martakusuma.

Sultan Ageng Tirtayasa ternyata masih memiliki garis keturunan langsung dari Sunan Gunung Jati dari Cirebon, melalui anaknya Sultan Maulana Hassanudin. Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari pendiri Kesultanan Banten.

Sejak kecil Abdul Fatah telah diberi gelar dengan Pangeran Surya, sebelum akhirnya berganti gelar jadi Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa diangkat menjadi Sultan Muda dengan gelar Pangeran Dipati ketika ayahnya, Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad meninggal dunia.

Beliau adalah pewaris tahta dari kesultanan Banten. Namun setelah ayahnya meninggal, ia belum secara penuh menjadi sultan. Mengapa? Karena kesultanan Banten saat itu kembali dipimpin oleh kakeknya, Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul Qadir.

Menjadi Sultan Banten

Setelah kakeknya meninggal di tahun 1651, Abdul Fatah atau Pangeran Dipati akhirnya naik tahta menjadi Sultan Banten ke-6. Ia diberi gelar Sultan Abul Fath Abdul Fattah atau dengan nama lain Sultan Ageng Tirtayasa.

Saat itu beliau masih sangatlah muda. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat perhatian terhadap penyebaran agama Islam diwilayahnya.

Ia bahkan mendatangkan banyak guru agama yang berasal dari negeri Arab, Aceh dan berbagai daerah lainnya untuk mengajar mental para pasukan dari kesultanan Banten.

Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai sosok yang sangat ahli dalam strategi peperangan, seorang sosok yang sangat cakap dan berwawasan luas.

Kesultanan Banten Mencapai Masa Keemasan

Kesultanan Banten mencapai masa kejayaan dan kemakmurannya di bawah kepemimpinan dari Sultan Ageng Tirtayasa. Ia memajukan berbagai sistem pertanian, irigasi lahan yang baik dan juga berhasil mendidik pasukan perangnya.

Salah satu hal penting yang membuat kesultanan Banten pada masa itu mencapai puncak keemasannya adalah dengan adanya hubungan diplomatik yang kuat.

Kesultanan Banten saat itu menjalin hubungan dengan berbagai kerajaan yang ada di Indonesia, seperti Makassar, Cirebon, Bangka dan Indrapura.

Selain itu, beliau juga berhubungan baik pada bidang perdagangan dan pelayaran secara diplomatik dengan berbagai negara di Eropa seperti Turki, Inggris, Prancis, dan Denmark.

Inilah penyebab mengapa pelabuhan Banten sangatlah ramai akan pengunjung dan para pedagang dari luar seperti Arab, India, Persia, Tiongkok, Melayu bahkan Filipina.

Beliau diketahui sempat membantu Trunojoyo pada usaha pemberontakan di Mataram. Tidak hanya itu, ia juga membebaskan Pangeran Kartawijaya dan Pangeran Martawijaya karena hubungan baiknya dengan Kerajaan Cirebon.

Sultan Ageng Tirtayasa Melawan Penjajah Belanda

Pada masa pemerintahan dari Sultan Ageng Tirtayasa, perselisihan antara Kesultanan Banten dengan Belanda semakin memanas.

Penyebabnya adalah adanya ikut dari Belanda di dalam masalah internal Kesultanan Banten yang pada masa itu sedang melakukan pemisahan kekuasaan.

Belanda menjalannya politik Devide et Impera (politik adu domba) untuk menghasut Abu Nasr Abdul Kahar (Sultan Haji). Ia lakukan itu agar Sultan Haji melawan saudaranya sendiri, Pangeran Arya Purbaya.

Sultan Haji berpikiran bahwa pembagian dari tugas pemerintahan itu kepada dirinya dan saudaranya adalah upaya untuk menyingkirkan dirinya dari pewaris tahta Kesultanan Banten.

Dia mengira bahwa Sultan Tirtayasa akan memberikan tahta itu kepada adiknya, Pangeran Purbaya. Sultan Haji yang terhasut kemudian berusaha menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa dengan bantuan dari VOC Belanda.

Perang keluarga pun terjadi. Pasukan dari Sultan Ageng Tirtayasa saat itu berhasil mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten). Namun, secara tidak disangka pasukan dari VOC Belanda yang dipimpin oleh Saint Martin dan Kapten Tack datang membantu pasukan Sultan Haji.

Sultan Ageng Tirtayasa Ditangkap dan Wafat

Perang saudara itupun berlanjut hingga membuat pemerintahan dari Kesultanan Banten melemah. Akhirnya, di tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dibawa ke Batavia. Beliau dipenjarakan di sana.

Pada akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa wafat di tahun 1692. Beliau dimakamkan di Kompleks Pemakaman raja-raja Banten, Prov. Banten.

Dengan kegigihan dari Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan Belanda pada waktu itu, Pemerintahan Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya.

Pada tanggal 1 Agustus 1970 dengan SK Presiden Republik Idonesia No. 045/Tahun 1970 yang dikeluarkan Presiden Soeharto, Sultan Ageng Tirtayasa resmi menjadi Pahlawan Nasional dari Banten.

Tidak hanya itu, nama dari Sultan Ageng Tirtayasa juga telah diabadikan sebagai salah satu Universitas yang ada di kota Banten, Univ. Sultan Ageng Tirtayasa atau dikenal sebagai UNTIRTA.

Siapakah Agnes Ann Luisa?
Hobi membaca Cerita Horror?
Atau suka membaca Berita Viral?