Blogtokohpedia – Biografi Singkat Franz Liszt; Frans Liszt lahir di tahun munculnya komet Halley, dan periode kehidupannya bagaikan fenomena ajaib dan cemerlang yang pernah terjadi dalam sejarah.
Ia telah mengarungi kehidupan ini cukup lama pada sepanjang abad ke-10. Selain itu, ia juga adalah seorang yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah musik dan legenda dari jaman Romantik.
Sulit menggambarkan dirinya, karena ia adalah seorang yang kompleks. Di mata dunia, ia tampaknya telah mempunyai segalanya.
Ia merupakan pribadi yang menarik, semangat dan kekuatan yang luar biasa, berwajah tampan. Liszt juga mampu mendapatkan apapun yang ia inginkan dari kebanyakan orang, dan ditambah dengan bakat musik yang luar biasa.
Namun sebaliknya, di dalam batinnya ia adalah seorang yang gelisah, tidak nyaman, dan kurang berbahagia dengan kehidupannya.
Biografi Singkat; Awal Mula Kehidupan Franz Liszt
Franz Liszt dilahirkan di Raiding, sebuah kota kecil di Hungaria. Ayahnya, Adam Liszt adalah seorang penggemar musik.
Ayahnya adalah seorang pengurus kekayaan dari keluarga Esterhazy, dan kenal dengan Haydn, dan juga pernah diperkenalkan pada Hummel dan Cherubini.
Seperti pada masa kecil komponis terkenal lainnya, Liszt adalah seorang anak yang memiliki kecerdasan luar biasa. Ia sudah bisa memainkan piano dengan sangat baik di umurnya yang masih 7 tahun.
Di usianya yang ke 8 tahun ia sudah bisa membuat komposisi musik, saat usianya 9 tahun ia mengadakan beberapa konser.
Pada usianya yang ke 10 tahun, ia belajar musik ke Vienna pada Salieri dan Czerny. Selain itu ia juga diperkenalkan kepada Schubert dan Beethoven.
Beethoven begitu kagum ketika mendengar permainan musik Liszt yang saat itu masih muda, sehingga ia sempat mencium keningnya.
Biografi Singkat; Franz Liszt Pindah ke Paris
Setelah di Vienna, keluarganya pindah ke Paris. Dalam waktu yang singkat, Liszt menjadi kesayangan di berbagai salon di Prancis.
Lalu di tahun 1827, ayahnya meninggal secara mendadak dengan perkataan yang keluar dari mulutnya: “Ayah takut dengan para perempuan karena kamu! Mereka kedepannya akan menyulitkan dan mendominasi kehidupanmu!” Dan peringatan itu ternyata terbukti.
Biografi Singkat; Kisah Cinta Franz Liszt
Hubungan cintanya yang terkenal buruk dan pertama kali adalah dengan Countess d’Agoult. Saat itu Liszt masih berusia 22 tahun.
Wanita itu pergi meninggalkan suaminya dan lari dengan kekasih gelapnya ke Jenewa, Swiss di tahun 1835. Setelah memiliki tiga orang anak, mereka berdua akhirnya berpisah.
Salah putri dari hubungan diluar nikahnya, Cosima, dikemudian hari menikah dengan salah seorang murid Liszt, Hans von Bulow.
Cosima akhirnya mengikuti jejak sang ayah, ia lari dengan pria yang bernama Wagner. Pada masa ini, Liszt menciptakan karya ‘Annees de Pelerinage’, versi pertama dari Paganini Studies dan Grandes Etude kedua belas.
Dengan selera bermusik yang tinggi itu, para wanita bangsawan memberikan pengaruh yang baik untuknya. Mereka mengarahkannya pada kesempatan-kesempatan yang membuat karirnya sukses.
Menjadi Pemimpin Musik di Istana
Di tahun 1847, ia mengadakan sebuah tur besar yang merupakan tur besarnya yang terakhir. Di Kiev ia bertemu dengan Putri Carolyne Wittgenstein yang sangat kaya, saudari perempuan dari seorang kaisar Rusia.
Ia lalu pergi menyusul Liszt di Weimar, dan membuat sebuah skandal yang sangat membuat malu semua orang di mata umum.
Dari tahun 1848 – 1861, Liszt menjadi seorang pemimpin musik di istana Weimar. Sang putri membujuk Liszt untuk menghentikan karirnya menjadi seorang virtuoso keliling, yang membuat kondisi kesehatannya semakin buruk.
Putri itu juga menyuruhnya untuk fokus pada komposisi musik. Selama 12 tahun ia menciptakan dan merevisi sebagian besar karya utamanya yang telah membuat ia menjadi terkenal.
Masa tersebut adalah masa produktivitasnya yang sangat luar biasa. Setelah tahun 1847, ia tidak menghasilkan banyak uang meskipun ia tetap bermain musik, menjadi dirigen dan mengajar.
Liszt dan Putri Wittgenstein tinggal di villa Altenburg. Saat itu Liszt menggubah dan merilis Sonata in B Minor (salah satu karya terbesarnya dalam sejarah literatur piano abad ke-19).
Selain itu ia juga menghasilkan Hungarian Rhapsodies, Transcendental Etudes, dan Paganini Etudes. Di beberapa tahun ini juga ia menulis dua belas simfoni (termasuk Les Preludes yang terkenal).
Dengan semangat ia mendorong gerakan Romantik dengan mendirigeni banyak komposisi baru, termasuk karya Wagner Tannhauser dan Lo Hengrin.
Pada waktu itu Wagner dan Liszt berteman, dan pada akhirnya Wagner menjadi seorang menantunya. Wagner pernah berkata kepada Liszt, “musik kita adalah musik untuk masa depan“.
Terinspirasi Dari Komposer Besar Lainnya
Beberapa tahun sebelum kisah cintanya dengan Countess d’Agoult, ia bertemu dengan tiga orang komposer yang terkenal: Paganini, Berlioz, dan Chopin.
Seluruh pandangannya dalam bermusik berubah ketika ia mendengarkan karya Paganini, seorang virtuoso biola sepanjang sejarah musik.
Kehidupan Liszt berubah, ia menjadi seorang yang rajin berlatih bermain alat musik. Ia seperti seorang gila yang berlatih dengan intensitas dan kerajinan diluar orang normal sebelumnya.
Setelah bekerja dengan keras, ia pun tampil kembali ke hadapan publik, dan dengan cepat ia terkenal sebagai Paganini-nya dengan alat musik piano.
Salah satu karya terbaiknya adalah Paganini Studies, yang ia persembahkan untuk Clara Schumann, seorang pianis berkebangsaan Jerman.
Selain itu, gaya bermainnya juga dipengaruhi oleh Chopin. Dalam sepucuk surat yang dikirimkan oleh Chopin, “Liszt memainkan beberapa etude saya dan itu adalah hal yang tidak terpikirkan oleh saya. Seharusnya saya mencuri gayanya untuk memainkan etude saya sendiri.“
Inspirasinya yang ketiga berasal dari Berlioz, khususnya pada karya ‘Symphonie Fantastique‘. Liszt sengaja menyalinnya untuk dimainkan dengan piano.
Dan dikemudian harinya ia menghasilkan karya simfoni ‘Faust‘ yang ia persembahkan untuk Berlioz. Somfoni ini dianggap sebagai salah satu adikaryanya.
Biografi Singkat; Masa Kejayaan Franz Liszt
Di masa puncak kejayaannya sebagai seorang pianis (1840-1848), ia telah membuat para penikmatnya kagum dan takjub atas permainan musiknya.
Berbagai wanita jatuh pingsan pada konsernya, sedangkan penonton lainnya berjuang untuk mendapatkan benda-benda milik Liszt, seperti: sapu tangan, kotak tembakan, atau sekuntum bunga.
Dalam waktu sekitar tujuh atau delapan tahun masa kejayaannya, ia telah pergi ke berbagai tempat. Diantaranya seperti Berlin, Kopenhagen, Konstatinopel, Leipzig, Lisbon, London, Madrid dan kota lainnya.
Saat konser ia akan memakai pakaian yang menakjubkan. Saat bermain musik, ia sering mengibaskan rambutnya yang panjang ke belakang.
Ia bermain dengan bibir yang bergetar, dan terlihat cuping hidungnya juga bergerak-gerak menandakan semangatnya dalam bermain musik.
Ia berhasil menarik penonton dengan permainan pianonya yang hebat, meskipun dengan gaya permainannya yang berlebihan, tetap membuat orang memujanya.
Franz Liszt Tidak Pernah Menikah
Lizst merupakan sosok yang baik dan bermurah hati, namun ia juga dapat dengan cepat berubah menjadi sosok yang arogan secara tidak terduga.
Ia juga adalah seorang yang terlalu berlebihan dan ekstrem dalam segala hal. Liszt tidak pernah menikah disepanjang hidupnya, namun selalu jatuh cinta pada beberapa putri dari para bangsawan.
Pada tahun 1841 ia menjadi seorang Freemason karena mendapat pengaruh dari Putri Wittgenstein, seseorang yang mempercayai hal-hal mistis.
Mereka sebenarnya ingin menikah, namun gereja menentangnya, dan setelah itu mereka pun berpisah dan menempuh jalannya masing-masing.
Selain itu, ia juga sangat menikmati kehidupannya yang selalu dikelilingi oleh para wanita yang cantik, kaya dan berasal dari kalangan kelas atas.
Karyanya yang berjudul ‘Liebestraum’ (Dream of Love) merupakan salah satu dari komposisi piano yang terpopuler di sepanjang jaman.
Banyak Murid Liszt yang Sukses Menjadi Musisi Bermutu
Orang mungkin sulit untuk memahami bagaimana Liszt mempunyai banyak waktu untuk para muridnya. Namun sudah menjadi bagian dari hidupnya bahwa ia sangat menyukai mengajar dan memberikan dorongan kepada musisi muda.
Banyak dari murid-muridnya yang kedepannya menghiasi sejarah permusikan, termasuk musisi bermutu seperti Albeniz, Smentana, Bizet, Saint-saens dan yang lainnya.
Liszt juga tidak pernah meminta upah atau imbalan uang atas pelajaran dan bantuan yang ia berikan. Karena salah satu pekerjaan tersulit bagi musisi baru adalah menerbitkan karyanya.
Franz Liszt Merupakan Seorang Maestro Musik
Franz Liszt juga mungkin adalah seorang maestro terbesar dari alat musik dengan papan tuts yang pernah ada di dunia.
Ia terkenal bukan hanya karena prestasinya yang sangat banyak, namun juga karena tekniknya yang luar biasa dalam memainkan alat musik pianonya.
Di puncak kepopulerannya sebagai seorang pianis (37 tahun), ia berhenti untuk bermain di berbagai konser. Hal itu karena ia ingin fokus pada komposisi dan bertujuan untuk membantu komposer lainnya.
Bisa di bilang bahwa ia lebih tepatnya bisa di sebut sebagai komponis yang berpengaruh ke komponis besar lainnya.
Dan dengan semangatnya yang ‘tidak pernah padam’, ia menggubah sangat banyak musik. Yang jelas, dengan berbagai not lagu yang mengalun cepat seperti itu, itu pun belum mencapai kualitas maksimalnya.
Franz Liszt Dianggap Sebagai Sosok yang Agung
Pada masanya, Liszt dianggap sebagai salah satu sosok yang agung, menggemparkan, dan orang yang paling tidak egois di dunia musik.
Sebagai seorang yang memiliki bakat yang luar biasa, kemurahan hatinya ke seniman lainnya hampir tidak ada seorangpun yang percaya.
Jauh lebih memungkinkan jika orang dengan bakat luar biasa sepertinya itu memiliki sifat yang sombong dan meninggikan dirinya sendiri.
Walaupun ia sangat mencintai duniawi dan kesenangan duniawi, bathinnya juga haus akan penjelasan mengapa ia sangat memerhatikan orang lain.
Franz Liszt juga merupakan seorang yang penuh dengan kontradiksi. ‘Gejolak Romantisme’ membuatnya tidak tenang dan berlangsung selama 75 tahun di kehidupannya.
Meskipun ia telah memperoleh empat dari total tujuh jenjang keimanan yang sudah ia dapatkan, ia tidak diizinkan untuk menjadi seorang pastor.
Hal itu terjadi karena masa lalunya yang penuh dengan dosa. Namun setelah ia mendapatkan jubah pastornya, semua orang mulai mengenalnya sebagai ‘The Abbe‘.
Pada masa ini, ia menggubah musik untuk Mazmur 13, dua oratorio besar “The Legend of St. Elizabeth and Christ“. Ia juga menggubah dua buah komposisi piano “The St. Francis Legends“.
Meskipun ia sudah menjadi Abbe, hal itu tidak mengubah cara hidupnya. Seorang sejarawan menggambarkannya sebagai seorang ‘Mephistopheles‘ (seorang iblis yang kuat dalam drama Faust).
Ia menggambarkan Liszt sebagai seorang iblis yang menyamar sebagai abbe. Awalnya ia diberikan sebuah apartemen di Vatikan, berseberangan dengan Loggie of Raphael.
Lalu melalui salah seorang teman kardinalnya, tiap tahun ia melewatkan sebagian tahun itu di Villa d’Este, Trivoli. Lalu berbulan-bulan berikutnya ia ke Budapest dan Weimar.
Ia terus bimbang antara kerinduannya terhadap hal spiritual dan kecintaannya terhadap kesenangan duniawi. Orang lain hanya berharap bahwa ia akan mendapatkan damai dengan sang Tuhan sebelum harus bertemu dihadapan-Nya.
Menulis Surat Kepada Ibunya
Di dalam surat yang ia tuliskan ke ibunya di tahun 1862, ia menulis:
“Engkau tahu, ibuku yang tersayang, betapa di tahun-tahun yang telah aku lalui pada masa mudaku, tak ada hal yang begitu banyak dalam hal kebahagiaan akan kebaikan dan kasih sayang dari Tuhan. Meskipun aku telah banyak melakukan banyak kesalahan disepanjang hidupku, tiada seorangpun yang bisa menggoyahkan imanku dalam keselamatan kekal.”
Akhir Hidup Franz Lizst
Saat ia berumur 75 tahun, Franz Liszt menggelar sebuah tur konsernya yang terakhir kali. Ia bermain di Paris dan kemudian ke London untuk Ratu Victoria.
Tidak lama kemudian ia kembali ke Bayreuth untuk menghadiri festival musik Wagner. Saat disana ia terkena radang paru-paru, dan meninggal pada tahun 1886. Kata-katanya yang terakhir adalah ‘Tristan‘.
Hingga saat ini Liszt dikenal sebagai salah seorang inovator terbesar abad ke-19. Musiknya memiliki keistimewaan tersendiri, dan telah menghadirkan masa yang bewarna dalam sejarah musik.
Dimana ia telah menjadikannya bak sebagai seorang raja, virtuoso dan teknik bermainnya yang luar biasa menjadikannya yang terhebat sepanjang sejarah. Seperti yang sudah dikatakan oleh Schonberg, “Musiknya diciptakan untuk dikagumi.”
Siapakah Agnes Ann Luisa?
Hobi membaca Cerita Horror?
Atau suka membaca Berita Viral?