Biografi KH Hasyim Asyari

Blogtokohpedia – Biografi KH Hasyim Asyari; KH Hasyim Asyari adalah seorang pendiri NU (Nahdlatul Ulama) Indonesia.

NU adalah salah satu organisasi Islam yang terbesar di dunia. KH Hasyim Asyari adalah pendiri dan pengasuh di pesantren Tebuireng, Kab. Jombang, Jawa Timur.

Biografi Singkat KH Hasyim Asyari

KH Hasyim Asyari adalah anak ketiga dari total sebelas bersaudara. Dari keturunan pihak ibunya, beliau adalah keturunan ke delapan dari Sultan Pajang atau Jaka Tingkir.

Ia mendapatkan pendidikan dan nilai-nilai dasar ke-Islaman yang kokoh dari ayah dan ibunya. Sejak ia kecil, bakat kecerdasan dan jiwa kepemimpinannya sudah terlihat.

Diantara teman sepermainannya semasa kecil, ia yang paling sering tampil jadi seorang pemimpin. Sosok tauladannya sudah terlihat sejak ia beranjak umur 13 tahun.

Dari umur 13 tahun, beliau sudah mulai membantu ayahnya untuk mengajar santri-santri yang lebih tua dari dirinya.

DI umur 15 tahun, beliau pergi meninggalkan kedua orangtuanya untuk memperdalam ilmu keagamaannya. Dari satu pesantren ke tempat lainnya.

Beliau pergi menimba ilmu ke berbagai pesantren. Beberapanya adalah pesantren Langitan di Tuban, Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Trenggilis di Semarang.

Pada pesantren yang diasuh oleh Kyai Yaqub, beliau baru benar-benar menemukan ilmu Islam yang ia cari selama ini. Di pondok pesantren inilah beliau juga mendapatkan seorang istri.

Beliau yang baru berusia 21 tahun dinikahkan dengan salah satu putri dari Kyai Yaqub, Chadidjah. Tidak lama setelah menikah, beliau menunaikan ibadah haji ke Mekkah bersama dengan istrinya.

Tidak lama berselang setelah kembali ke tanah air, beliau lalu mengajar di pesantren milik Kyai Usman, yaitu kakeknya. Setelah itu, ia kemudian mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

Seorang Kyai yang Sukses

Beliau memiliki tanah berpuluh-puluh hektar. Selain menjadi seorang Kyai ternama, beliau juga merupakan seorang pedagang dan petani yang cukup sukses.

Dalam seminggu, setidaknya ada dua hari, beliau biasanya tidak mengajar. Beliau beristirahat, dan di saat itulah beliau menyempatkan diri untuk pergi memeriksa beberapa sawahnya.

Terkadang juga beliau pergi ke Surabaya untuk menjual hasil dari pertaniannya, berdagang kuda dan beberapa besi. Dari hasil dagangannya tersebutlah beliau manafkahi pesantren miliknya beserta dengan keluarganya.

Beliau membeli tanah dari seorang dalang di daerah Dukuh Tebuireng. Letaknya sekitar 200 meter sebelah bagian barat dari Pabrik Gula Cukir, Pabrik yang baru akan berdiri nanti di sekitar tahun 1870.

Beliau mendirikan sebuah bangunan yang didirikan dari bambu sebagai tempat tinggal, letaknya berada kurang lebih 1 km di timur Desa Keras, Dukuh Tebuireng.

Dari bangunan yang terbuat dari bambu inilah awal dari Pesantren Tebuireng berawal. Beliau mengajar dan mengadakan sholat berjamaah pada di bagian depan dari bangunan tersebut.

Baca Juga: Siapa Kartini? Mari kita ulas secara singkat

Pada akhir abad ke 20, Pesantren Tebuireng adalah pesantren yang paling besar dan yang perannya cukup penting di pulau Jawa.

Di dalam sejarahnya, tercatat bahwa pesantren Tebuireng merupakan salah satu sumber ulama dan pemimpin organisasi pesantren di seluruh Jawa dan Madura.

Jadi tidaklah heran jika murid beliau memberikan gelar Tuan Guru Besar (Hadratusyaikh) kepada beliau.

=========

Siapakah Agnes Ann Luisa?